This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 08 November 2016

Etika Profesi Bisnis



‘’ETIKA PROFESI BISNIS’’ 
  1.    Faktor apa saja yang mempengaruhi etika pada bisnis?
Etika bisnis memiliki definisi yang hampir sama dengan etika profesi, namun secara lebih rinci. Etika bisnis adalah perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan suatu perusahaan.
  •      Faktor yang mempengaruhi Perilaku Etika. Tiga faktor utamanya, yaitu :
1.      Perbedaan Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja berbeda dengan Negara lain. Hal yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda perilaku bisnisnya dengan daerah lain.
2.      Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin baik seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam membuat keputusan-keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
3.      Perilaku Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran etis dan meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang permasalahan etika.
      Ada beberapa factor lain yang mempengaruhi Perilaku etika bisnis, yaitu :
o   Physical : Kualitas air dan udara, keamanan
o   Moral :Kebutuhan akan kejujuran (fairness) dan keadilan (equity)
o   Bad Judgment : Kesalahan operasi, kompensasi eksekutif
o   Activist Shareholders : Shareholders etis, konsumen dan environmentalist
o   Economic : Kelemahan, tekanan utk bertahan
o   Competition : Tekanan global
o   Financial Malfeasance : Berbagai skandal akuntansi dan keuangan
o   Governance Failures : Pengakuan thd arti penting good governance dan isu-isu etika
o   Accountability : Kebutuhan akan transparansi
o   Synergy: Publikasi, perubahan-perubahan yang berhasil
o   Institutional Reinforcement : Hukum/UU baru utk mereformasi praktik bisnis dan profesi

4.      Kesaling-tergantungan bisnis dengan masyarakat
Dalam bisnis perusahaan sangat terkait dengan aktivitas publik. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan kehidupan ekonomi anggota masyarakat. Karena lingkungan itulah, bisnis mempunyai kepentingan untuk mengelola pihak-pihak yang berasal dari berbagai latar belakang (social, budaya, dan politik).

  •       Faktor etika Manajerial
Etika manajerial adalah keputusan manajemen dan kegiatan organisasi yang berdasarkan pada nilai-nilai atau standar moral yang dianggap baik dan luhur dalam lingkungannya dan masyarakat.Perilaku etis terjadi bila manajer dan karyawan mengikuti prinsip dan nilai-nilai yang disepakati. Manajer dapat memberikan contoh untuk melakukan perilaku etis dengan menetapkan standar menyangkut penggunaan sumber daya organisasi untuk kepentingan perusahaan daan bukan kepentingan pribadi, menangani informasi secara jujur dan rahasia, tidak menggunakan wewenang mereka untuk mempengaruhi orang lain melakukan perilaku tidak etis, tidak membuat kebijakan yang tidak sengaja membuat karyawan berperilaku tidak etis dengan menetapkan tujuan yang masuk akal.
·         Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan yang beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula. 
·         Strategi dan performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur
.
·         Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu Faktor –faktor tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari tingkah lakunya.
·         Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu perusahaan. Setiap budaya perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak pantas. Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.

2 Sebutkan Contoh kode etik pada  bisnis !
1)      Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etik”.
2)      Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
3)      Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh  pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.  Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4)      Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan  spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5)      Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6)      Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,Kolusi dan komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7)      Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit  (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah.Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8)      Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9)      Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu demi satu.
10)  Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11)  Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lema

Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table (dalam Alois A. Nugroho, 2011)
  • Tanggung jawab bisnis : dari shareholders ke stakeholders
  • Dampak ekonomis dan sosial dari bisnis : menuju inovasi, keadilan dan komunitas dunia.
  • Perilaku bisnis : dari hukum yang tersurat ke semangat saling percaya
  • Sikap menghormati aturan
  • Dukungan bagi perdagangan multilateral
  • Sikap hormat bagi lingkungan alam
  • Menghindari operasi-operasi yang tidak etis
  • Prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998)
1.      Prinsip otonomi
2.      Prinsip kejujuran
3.      Prinsip keadilan
4.      Prinsip saling menguntungkan
5.      Prinsip integritas moral

Contoh kasus kode etik etika bisnis 
Sebuah perusahaan pengembang di Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi spesifikasi bangunan yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.

Sebuah Yayasan Maju Selalu menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi ini kepada wali murid bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan seragam sekolah yang akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis. Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.

3.   Apa kaitannya kode etik bisnis dengan kode etik akuntan?
Kode etik bisnis dengan kode etik seorang akuntan sangat erat kaitannya karena kode etik pada seorang akuntan juga harus di terapkan pada bisnisnya begitu pula sebaliknya kode etik bisnis meliputi perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan, agen, atau perwakilan suatu perusahaan. Sesungguhnya kode etik baik kode etik bisnis ataupun kode etik akuntan sama-sama penting karena suatu pekerjaan haruslah sesuai dengan tata kelola yang benar agar tidak terjadi penyimpangan serta masalah masalah yang di hadapi . kode etik bisnis yang erat kaitannya dengan kode etik akuntan adalah sala satunya mengenai sifat objektif dan kejujuran, integritas yang tinggi, pengendalian diri serta menciptakan persaingan yang sehat.


Minggu, 16 Oktober 2016

Etika Profesi Akuntansi

  • Mencari Perusahaan dan auditor yang melakukan pelanggaran etika
Mantan direksi PT Kimia Farma Tbk. Telah terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus dugaan penggelembungan (mark up) laba bersih di laporan keuangan perusahaan milik negara untuk tahun buku 2001. Kantor Menteri BUMN meminta agar kantor akuntan itu menyatakan kembali (restated) hasil sesungguhnya dari laporan keuangan Kimia Farma tahun buku 2001. Sementara itu, direksi lama yang terlibat akan diminta pertanggungjawabannya. Seperti diketahui, perusahaan farmasi terbesar di Indonesia itu telah mencatatkan laba bersih 2001 sebesar Rp 132,3 miliar. Namun kemudian Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menilai, pencatatan tersebut mengandung unsur rekayasa dan telah terjadi penggelembungan. Terbukti setelah dilakukan audit ulang, laba bersih 2001 seharusnya hanya sekitar Rp 100 miliar. Sehingga diperlukan lagi audit ulang laporan keuangan per 31 Desember 2001 dan laporan keuangan per 30 Juni 2002 yang nantinya akan dipublikasikan kepada publik.
Setelah dilakukan audit ulang, pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus huruf m – Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:
Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”.
Sehubungan dengan temuan tersebut, maka sesuai dengan Pasal 102 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal jo Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 jo Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal maka PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).


Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka:
  1. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998 – Juni 2002 diwajibkan membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001.
  2. Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 – Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04 Persyaratan Profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen.

Tanggapan
Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Kimia Farma telah melakukan penggelembungan (mark up) laba bersih lapora keuangan pada periode tahun 2001. Yang nilainya sekitar 24,7 % lebih besar dari yang di laoprkan semula hal itu di ketahui oleh badan pengawas pasar modal ( bapepam ) . dari uraian tersebut bisa di ketahui bahwa kantor akuntan public Hans Tuanakotta dan Mustofa telah bekerja sama dengan pihak manajemen PT.Kimia Farma untuk melakukan praktik penggelembungan laporan keuangan perusahaan dengan  nilai penggelembungan bahkan mencapai 32,6 milyar . Seharusnya dari awal kantor akuntan public Hans Tuanakotta dan Mustofa harus bersifat independen dan melaporkan ketidakberesan laporan keuangan PT. kimia farma dengan sejelas jelasnya karena mereka adalah pihak yang bertugas memeriksa dan melaporkan adanya ketidakwajaran dalam pencatatan laporan keuangan namun dalam kasus ini baik KAP maupun pihak manajemen sama-sama telah melakukan penyimpangan, terlebih kepada KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa yang telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran kode etik akuntan public yaitu dari segi inegritas seorang auditor seharusnya dapat menjaga objektivitasnya dan ke independenannya dalam melaporkan laporan keuangan kliennya. Apalagi ini menyangkut nama baik dan reputasi kantor akuntan public tersebut, dengan terkuaknya kasus ini maka auditor resiko yang dapat mungkin terjadi adalah seperti hilangnya kepercayaan publik dan pemerintah akan kemampuan auditor, penurunan pendapatan jasa audit, hingga yang terburuk adalah kemungkinan ditutupnya Kantor Akuntan Publik tersebut

  •    Kenapa etika profesi itu penting
Etika Profesi Akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan sebagai Akuntan. Etika profesi akuntansi sangat penting untuk membatasi perilaku dari seorang auditor terhadap pekerjaannya. Etika profesi akuntansi merupakan wadah bagi para akuntan untuk mengetahui batas-batas kewajaran dalam pekerjaannya. Seorang auditor professional hendaknya memtuhi etika profesinya sendiri dengan tetap menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya . seorang auditor harus memtuhi segala kode etik profesi akuntan. mereka senantiasa harus bersikap independen terhadap objek yang di auditnya, objektivitasa dan integritas seorang auditor pun sangatlah di perlukan untuk melihat keprofessionalan dirinya dan kantor akuntan public yang menaunginya.agar para pemakai jasa akuntan public dan masyarakat luas dapat percaya dengan pernyataannya. Disinilah pentingnya etika profesi. Dengan adanya etika profesi maka segala sesuatu yang akan di lakukan oleh seorang auditor dapat ditekan khususnya apabila seorang auditor akan melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap objek yang akan di auditnya. 

  •  Lebih penting mana etika atau kemampuan pribadi
          Lebih penting etika, karena dari etika lahirlah sebuah kemampuan. Dari etika pula karakter seseorang akan di bentuk. Seorang yang beretika lebih di hargai dari pada seorang yang memiliki kemampuan pribadi, etika bisa di wujudkan tidak hanya dalam kehidupan sehari hari akan tetapi dari lingkup pekerjaan. Etika itu sangat penting dan harus di junjung tinggi apalagi menyangkut seorang auditor, yang bertugas memeriksa dan meninjau langsung setiap bagian intern dari perusahaan yang akan di auditnya. Seorang auditor harus mempunyai etika yang baik dan benar serta mengaplikasikannya dalam setiap keputusan yang di ambilnya. Dibandingkan dengn kemampan pribadi , mungkin setiap orang memilikinya setiap orang memiliki kemampuan pribadinya masing- masing namun soal etika hanya segelintir orang yang dapat memilikinya. Orang yang memiliki etika biasanya akan mengetahui batasan- batasan yang ada pada dirinya sehinnga bias melakukan dan mengontrol dirinya untuk tetap berada di jalan yang memang seharusnya dengan tidak melakukan penyimpangan baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari- hari.

Selasa, 03 Mei 2016

Menganalisa Kalimat Passive Voice

“Sleeping Beauty “

A long time ago there were a king and queen who said every day, "Ah, if only we had a child," but they never had one. But it happened that once when the queen was bathing, a frog crept out of the water on to the land, and said to her, "Your wish would be fulfilled, before a year has gone by, you shall have a daughter." 
 
What the frog had said came true, and the queen had a little girl who was so pretty that the king could not contain himself for joy, and ordered a great feast. He invited not only his kindred, friends and acquaintances, but also the wise women, in order that they might be kind and well disposed towards the child. There were thirteen of them in his kingdom, but, as he had only twelve golden plates for them to eat out of, one of them had to be left at home. 

The feast was held with all manner of splendor and when it came to an end the wise women bestowed their magic gifts upon the baby - one gave virtue, another beauty, a third riches, and so on with everything in the world that one can wish for.
 

When eleven of them had made their promises, suddenly the thirteenth came in. She wished to avenge herself for not having been invited, and without greeting, or even looking at anyone, she cried with a loud voice, "The king's daughter shall in her fifteenth year prick herself with a spindle, and fall down dead." And, without saying a word more, she turned round and left the room.
 

They were shocked, but the twelfth, whose good wish still remained unspoken, came forward, and as she could not undo the evil sentence, but only soften it, she said, it shall not be death, but a deep sleep of a hundred years, into which the princess shall fall.
 

The king, who would fain keep his dear child from the misfortune, gave orders that every spindle in the whole kingdom should be burnt. Meanwhile the gifts of the wise women were plenteously fulfilled on the young girl, for she was so beautiful, modest, good-natured, and wise, that everyone who saw her was bound to love her.
 

It happened that on the very day when she was fifteen years old, the king and queen were not at home, and the maiden was left in the palace quite alone. So she went round into all sorts of places, looked into rooms and bed-chambers just as she liked, and at last came to an old tower. She climbed up the narrow winding staircase, and reached a little door. A rusty key was in the lock, and when she turned it the door sprang open, and there in a little room sat an old woman with a spindle, busily spinning her flax. 

"Good day, old mother," said the king's daughter, "what are you doing there?"
 
 "I am spinning," said the old woman, and nodded her head.
 

"What sort of thing is that, that rattles round so merrily," said the girl, and she took the spindle and wanted to spin too. But scarcely had she touched the spindle when the magic decree was fulfilled, and she pricked her finger with it.
 

And, in the very moment when she felt the prick, she fell down upon the bed that stood there, and lay in a deep sleep. And this sleep extended over the whole palace, the king and queen who had just come home, and had entered the great hall, began to go to sleep, and the whole of the court with them. The horses, too, went to sleep in the stable, the dogs in the yard, the pigeons upon the roof, the flies on the wall, even the fire that was flaming on the hearth became quiet and slept, the roast meat left off frizzling, and the cook, who was just going to pull the hair of the scullery boy, because he had been forgotten something, let him go, and went to sleep. And the wind fell, and on the trees before the castle not a leaf moved again.
 

But round about the castle there began to grow a hedge of thorns, which every year became higher, and at last grew close up round the castle and all over it, so that there was nothing of it to be seen, not even the flag upon the roof. But the story of the beautiful sleeping Briar Rose, for so the princess was named, went about the country, so that from time to time kings' sons came and tried to get through the thorny hedge into the castle. But they found it impossible, for the thorns held fast together, as if they had hands, and the youths were caught in them, could not get loose again, and died a miserable death.
 


After long, long years a king's son came again to that country, and heard an old man talking about the thorn hedge, and that a castle was said to stand behind it in which a wonderfully beautiful princess, named Briar Rose, had been aslept for a hundred years, and that the king and queen and the whole court were aslept likewise. He had heard, too, from his grandfather, that many kings, sons had already come, and had tried to get through the thorny hedge, but they had remained sticking fast in it, and had died a pitiful death.
 

Then the youth said, "I am not afraid, I will go and see the beautiful Briar Rose." The good old man might dissuade him as he would, he did not listen to his words.
 

But by this time the hundred years had just passed, and the day had come when Briar Rose was to awake again. When the king's son came near to the thorn hedge, it was nothing but large and beautiful flowers, which parted from each other of their own accord, and let him pass unhurt, then they closed again behind him like a hedge. In the castle yard he saw the horses and the spotted hounds lying asleep, on the roof sat the pigeons with their heads under their wings. And when he entered the house, the flies were asleep upon the wall, the cook in the kitchen was still holding out his hand to seize the boy, and the maid was being sat by the black hen which she was going to pluck.
 

He went on farther, and in the great hall he saw the whole of the court lying asleep, and up by the throne lay the king and queen. Then he went on still farther, and all was so quiet that a breath could be heard, and at last he came to the tower, and opened the door into the little room where Briar Rose was sleeping.
 

There she lay, so beautiful that he could not turn his eyes away, and he stooped down and gave her a kiss. But as soon as he kissed her, Briar Rose opened her eyes and awoke, and looked at him quite sweetly.
 

Then they went down together, and the king awoke, and the queen, and the whole court, and looked at each other in great astonishment. And the horses in the courtyard stood up and shook themselves, the hounds jumped up and wagged their tails, the pigeons upon the roof pulled out their heads from under their wings, looked round, and flew into the open country, the flies on the wall crept again, the fire in the kitchen burned up and flickered and cooked the meat, the joint began to turn and sizzle again, and the cook gave the boy such a box on the ear that he screamed, and the maid finished plucking the fowl.
 

And then the marriage of the king's son with Briar Rose was celebrated with all splendor, and they lived contented to the end of their days. 

Sumber : 
ANSWER :

  1.  Your wish would be fulfilled = (Past Future Tense )
  2.  The feast was held with all manner of splendor = (Simple Past Tense )
  3.  They were shocked = (Simple Past Tense )
  4.  It shall not be death = (Past Future Tense )
  5.  The whole kingdom should be burnt. = (Past Future Tense )
  6.  The magic decree was fulfilled = (Simple Past Tense )
  7.  He had been forgotten something = (Past Perfect Tense )
  8.  The princess was named, went about the country = (Simple Past Tense )
  9.  A castle was said to stand = (Simple Past Tense )
  10.  Briar Rose, had been aslept for a hundred years  = (Past Perfect Tense )
  11.  The whole court were aslept likewise. = (Simple Past Tense )
  12.  The maid was being sat by the black hen = (Past Continous Tense )
  13.  A breath could be heard = ( Past Future Tense )
  14.  The king's son with Briar Rose was celebrated with all splendor = (Simple Past Tense )