Selasa, 29 Desember 2015

karangan Eksposisi “ Kecelakaan Metromini VS Commuter Line “



            Jakarta merupakan kota metropolitan dengan berbagai masalah yang menghantui  salah satunya adalah masalah transportasi dan angkutan umum, baru baru ini , tepatnya hari minggu 6 desember 2015 terjadi sebuah kecelakaan antara metromini B80 dengan kereta comuter line tepatnya pada pukul 08.45 di Jalan Tugabus Angke Jakarta. Kejadian ini merupakan kedua kalinya terjadi selama satu dekade terakhir .Tercatat 24 orang penumpang yang menaiki metromini naas itu dan 1 orang kernet metromini. Dari hasil evakuasi pertama terdapat 14 orang tewas dan 10 orang luka-luka. Para korban luka-luka metromini maut itu di bawa ke beberapa rumah sakit terdekat, Sedangkan untuk para korban meninggal akan menjalani proses autopsi terlebih dahulu sebelum di bawa ke rumah duka masing-masing.kejadian ini sungguh sangat mencoreng wajah transportasi di indonesia.
            Kronologi kejadian tersebut, mula-mula pukul 08.45 WIB metromini B80 hendak menerobos pintu perlintasan. Bus berpenumpang penuh itu awalnya melaju pelan, lalu memutari palang pintu. Saksi yang melihat kejadian itu meneriaki sopir agar menghentikan aksinya karena kereta sudah dekat. Namun sopir malah nekat dan menerobos palng pintu kereta api ,terlihat  Satu orang penumpang sempat melompat dari bus. Namun yang lainnya tak bisa menyelamatkan diri. Pukul 08.48 WIB tabrakan terjadi. Kereta Commuter Line dari arah Kampung Bandan menuju stasiun Angke tak bisa menghentikan lajunya. Hingga akhirnya Metromini tersebut terseret sampai peron stasiun Angke. Kondisi metromini sudah tidak beraturan badan metromini itu terbelah menjadi dua hingga tidak berbentuk lagi dan sangat mengenaskan.
            Sementara kereta mengalami kerusakan di bagian depan. Tak ada korban luka dari penumpang KRL karena saat itu kereta tidak terlalu padat. Evakuasi korban dilakukan. Warga, petugas KRL, polisi sampai pemadam kebakaran ikut turun tangan. Korban tewas yang saat itu masih berjumlah 13 orang langsung dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo. Sebagian lagi, dibawa ke RS Tarakan dan RS Atma Jaya. Hingga pukul 11.32 ada 18 orang meninggal dunia dan sisanya masih mendapat perawatan intensif. Petugas juga berusaha melakukan evakuasi terhadap kereta dan Metromini.
            Kecelakaan lain terjadi pada selasa 18 april 2006 terjadi kecelakaan antara metromini S64 dengan KRL pakuan yang terjadi di kalibata jakarta selatan. Kejadian di awali dengan sirine palang pintu kereta api yang berbunyi sedangkan posisi metromini S64 berada persis di tengah jalur kereta api. Akan tetapi metromini itu tidak bergerak sama sekali di karenakan tepat di depannya ada angkot yang ngetem, supir metromini sebenarnya sudah mnegklason  tetapi tidak sempat maju hingga tertabrak kereta sejauh setengah kilometer.
            Dari dua kejadian tersebut kini seluruh metromini yang tidak layak pakai tersebut dilarang beroperasi oleh gubernur DKI Jakarta. Pasalnya, kondisi kendaraan yang memang sudah rapuh di tambah lagi dengan keadaan supir yang tidak mempunyai surat izin mengemudi menjadi pertimbangan gubernur DKI Jakarta ini. Supir yang berebut penumpang demi mengejar setoran itulah yang bisa membahayakan para penumpangnya dan ini juga salah satu alasan mengapa metromini itu tidak di izinkan beroperasi.
            Mendangar berita tersebut, tepatnya hari ini senin 21 desember 2015 semua trayek metromini terpaksa mogok dan tidak melayani penumpangnya . para supir bersikukuh berhenti menyupir hari ini ,di karenakan ketua organda mengintruksikan semua metromini untuk mogok masal hari ini. Alhasil para penumpang pun terlantar dan kebingungan hingga akhirnya mereka banyak yang beralih menggunakan mode transportasi lainnya. Memang sudah seharusnya metromini itu di pugar dan di gantikan dengan bus yang baru agar angkutan di jakarta ini semakin lancar dan tertib.

0 komentar:

Posting Komentar