Jakarta merupakan kota metropolitan
dengan berbagai masalah yang menghantui
salah satunya adalah masalah transportasi dan angkutan umum, baru baru
ini , tepatnya hari minggu 6 desember 2015 terjadi sebuah kecelakaan antara metromini
B80 dengan kereta comuter line tepatnya pada pukul 08.45 di Jalan Tugabus Angke
Jakarta. Kejadian ini merupakan kedua kalinya terjadi selama satu dekade
terakhir .Tercatat 24 orang penumpang yang menaiki metromini naas itu dan 1 orang
kernet metromini. Dari hasil evakuasi pertama terdapat 14 orang tewas dan 10
orang luka-luka. Para korban luka-luka metromini maut itu di bawa ke beberapa
rumah sakit terdekat, Sedangkan untuk para korban meninggal akan menjalani
proses autopsi terlebih dahulu sebelum di bawa ke rumah duka masing-masing.kejadian
ini sungguh sangat mencoreng wajah transportasi di indonesia.
Kronologi kejadian tersebut, mula-mula
pukul 08.45 WIB metromini B80 hendak menerobos pintu perlintasan. Bus
berpenumpang penuh itu awalnya melaju pelan, lalu memutari palang pintu. Saksi
yang melihat kejadian itu meneriaki sopir agar menghentikan aksinya karena
kereta sudah dekat. Namun sopir malah nekat dan menerobos palng pintu kereta
api ,terlihat Satu orang penumpang
sempat melompat dari bus. Namun yang lainnya tak bisa menyelamatkan diri. Pukul 08.48 WIB tabrakan terjadi.
Kereta Commuter Line dari arah Kampung Bandan menuju stasiun Angke tak bisa
menghentikan lajunya. Hingga akhirnya Metromini tersebut terseret sampai peron
stasiun Angke. Kondisi metromini sudah tidak beraturan badan metromini itu
terbelah menjadi dua hingga tidak berbentuk lagi dan sangat mengenaskan.
Sementara kereta mengalami kerusakan
di bagian depan. Tak ada korban luka dari penumpang KRL karena saat itu kereta tidak
terlalu padat. Evakuasi korban dilakukan. Warga, petugas KRL, polisi sampai
pemadam kebakaran ikut turun tangan. Korban tewas yang saat itu masih berjumlah
13 orang langsung dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo. Sebagian lagi, dibawa ke
RS Tarakan dan RS Atma Jaya. Hingga pukul 11.32 ada 18 orang meninggal dunia
dan sisanya masih mendapat perawatan intensif. Petugas juga berusaha melakukan
evakuasi terhadap kereta dan Metromini.
Kecelakaan lain terjadi pada selasa
18 april 2006 terjadi kecelakaan antara metromini S64 dengan KRL pakuan yang
terjadi di kalibata jakarta selatan. Kejadian di awali dengan sirine palang
pintu kereta api yang berbunyi sedangkan posisi metromini S64 berada persis di
tengah jalur kereta api. Akan tetapi metromini itu tidak bergerak sama sekali
di karenakan tepat di depannya ada angkot yang ngetem, supir metromini
sebenarnya sudah mnegklason tetapi tidak
sempat maju hingga tertabrak kereta sejauh setengah kilometer.
Dari dua kejadian tersebut kini
seluruh metromini yang tidak layak pakai tersebut dilarang beroperasi oleh
gubernur DKI Jakarta. Pasalnya, kondisi kendaraan yang memang sudah rapuh di
tambah lagi dengan keadaan supir yang tidak mempunyai surat izin mengemudi
menjadi pertimbangan gubernur DKI Jakarta ini. Supir yang berebut penumpang
demi mengejar setoran itulah yang bisa membahayakan para penumpangnya dan ini
juga salah satu alasan mengapa metromini itu tidak di izinkan beroperasi.
Mendangar berita tersebut, tepatnya
hari ini senin 21 desember 2015 semua trayek metromini terpaksa mogok dan tidak
melayani penumpangnya . para supir bersikukuh berhenti menyupir hari ini ,di
karenakan ketua organda mengintruksikan semua metromini untuk mogok masal hari
ini. Alhasil para penumpang pun terlantar dan kebingungan hingga akhirnya
mereka banyak yang beralih menggunakan mode transportasi lainnya. Memang sudah
seharusnya metromini itu di pugar dan di gantikan dengan bus yang baru agar
angkutan di jakarta ini semakin lancar dan tertib.
0 komentar:
Posting Komentar